Translate this blog

Saturday, January 3, 2015

Panduan ber-Hidroponik (Langkah 1)

Sebelum kita memulai, mungkin ada beberapa hal yang harus kita ketahui dalam berhidroponik, yaitu system apa yang akan kita gunakan nanti. Dalam contoh kali ini, saya akan memberikan panduan ringkas menggunakan sistem Apung sederhana yang saya tempatkan pada rak paralon secara vertical.

Rak bikinan sendiri (tampak samping)


Rak tampak depan

Langkah pertama ini kita memulai dengan PEMBIBITAN, langkahnya adalah :


1. siapkan media tanam yang bersifat porus (mempunyai pori-pori dalam jumlah banyak sehingga kemampuan menyerap air tinggi) seperti arang sekam, pasir, rockwool, cocopeat dll.

 Gambar arang sekam dan cocopeat yang dicampur perbandingan 1:1


Gambar rockwool utuh

2a. Untuk pembibitan pada arang sekam caranya: tempatkan arang sekam dan cocopeat (perbandingan 1:1) pada wadah yang agak tinggi, saya disini menggunakan box launch yang tingginya 6cm (panjang dan lebarnya bebas), tebar benih diatasnya boleh secara acak. Kemudian tutupi benih yang sudah ditebar dengan arang sekam lagi secara tipis - tipis

 Menebar benih pada arang sekam dan cocopeat

2b. Untuk pembibitan pada rockwool caranya: potong rockwool bentuk dadu dengan ukuran 2cm x 2cm kemudian lubangi masing-masing rockwool sedalam 3/4 dari atas. Kemudian tempatkan benih pada lubang tersebut, tiap lubang bisa ditaruh 2 - 3 benih, karena kita tidak tahu apakah semua benih ini akan tumbuh dengan baik.

Gambar rockwool yang sudah dipotong dadu ukuran 2cm x 2cm
dan dilubangi sedalam 3/4 dari atas untuk tempat menaruh benih

3. Setelah benih ditebar pada media tanam, kita siram dengan cara disemprotkan berlahan saja dengan air biasa sampai dirasa cukup lembab. Ini dilakukan secara rutin boleh tiap pagi dan sore asal jangan sampai kering. Untuk penyemprotan TIDAK BOLEH SAMPAI BERLEBIHAN APALAGI SAMPAI MENGGENANG itu akan membuat benih menjadi busuk.

4. Setelah disemprot hingga lembab, tempatkan wadah pembibitan di tempat teduh dan jangan terkena sinar matahari langsung. Wadah saya biarkan terbuka karena lokasi penyimpanan dekat tempat cuci piring yang keadaannya agak lembab dan atapnya tertutup karena ada di dalam rumah. Anda bebas memilih tempat. Kondisi yang lembab akan mempercepat tumbuhnya tunas pada benih.

5. Jika benih mulai berkecambah segera kenalkan dengan sinar matahari SECARA PERLAHAN agar benih tidak kaget dan kekeringan. Tetap lakukan penyemprotan dengan air biasa dan kelembaban juga tetap dijaga sampai muncul daun. 

Benih kangkung sudah mulai berkecambah, kelembaban tetap dijaga

Keterlambatan pada pengenalan sinar matahari akan menyebabkan ETIOLASI yaitu pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Kloroplas yang tidak terkena matahari disebut etioplas. Kadar etioplas yang terlalu banyak menyebabkan tumbuhan menguning. Pada hal ini hormon auksin bekerja dengan baik karena tumbuhan tidak terkena cahaya.

Gambar Kiri : bibit yang mengalami etiolasi
Gambar Kanan : bibit yang pertumbuhannya normal
Etiolasi juga disebut dengan KUTILANG = Kurus, Tinggi, Langsing

Jika ternyata sampai terjadi etiolasi maka tanaman harus dicabut karena tidak bagus untuk dilanjutkan dan kita harus memulai proses pembibitan dari awal lagi.

6. Jika bibit sudah muncul daun 4 (daun sejati) biasa pada usia 7-10 hari, mulai disemprot dengan air nutrisi AB MIX Hidroponik sesuai dosis anjuran (sekitar 500ppm - 600ppm) untuk menjaga kelembaban. Disaat inilah akar akan semakin memanjang. Ini adalah alasan saya menggunakan Lunch Box yang memiliki tinggi 6cm supaya akar memanjang ke bawah dan tidak kesamping. Akar yang memanjang ke bawah mempermudah perawatan berikutnya.

Inilah tahap pembibitan yang sudah saya lakukan, post berikutnya saya akan tulis Tahap Ke-2 yaitu pemupukan dengan Nutrisi AB Mix Hidroponik.

Salam Go Green..


No comments:

Post a Comment